![]() |
mojok |
Lebih menyebalkan lagi ketika mendapati situasi mengenaskan: bensin sekarat tepat saat hendak berangkat kerja/sekolah, waktu mepet, mampir SPBU, lalu… antreannya mengular. Meletus sudah emosi. Menggerutu kenapa tak berangkat lebih awal atau membeli bensin eceran.
Situasi lain yang ibarat sudah jatuh tertimpa tangga adalah saat pulang kerja atau sekolah, panas lagi terik-teriknya, peluh bercucuran, cacing perut menjerit-jerit, bensin motor habis, pas mau beli ternyata antreannya panjang, ditambah ada orang-orang tengil yang sifatnya rada sengklek tepat di depan antrean kita.
Dalam kasus antre bensin khusus motor, terutama di jalur Premium dan Pertalite, ada bermacam-macam drama yang bisa Anda saksikan dan bikin mangkel kombo dengan geram. Berikut daftar fenomena orang-orang tengil nan dungu yang biasa kita jumpai saat antre minyak di SPBU.
1. Orang yang Masih Duduk-Duduk Bae Pas Dapat Giliran
Di
SPBU, biasa ditemukan orang yang masih saja duduk santai di jok padahal
antrean di depannya sisa satu biji. Nah, giliran tangkinya dicor
minyak, barulah mereka turun dan memulai adegan yang sangat, sangat
menggelikan. Mencabut kunci, membuka jok, terus buka tutup tangki, yang
semuanya dilakukan dalam gerakan slow motion.
Ditambah lagi pas aksi nyabut kunci, tangannya ke-sontek
setang lalu kuncinya terpelanting jatuh. Setelah ambil kunci, lalu buka
jok, terus buka tutup tangki, malah tutup tangkinya karatan dan tak
bisa dibuka dengan tangan kosong. Sontak saja antrean paling belakang
yang wajahnya dihantam terik matahari siang komat-kamit memaki-maki.
Mbok ya buka tangki segala macam itu dipersiapkan setidaknya 2-3 orang sebelum antrean kita tiba. Ini kan dasar banget.
2. Orang yang Belum Mempersiapkan Uang
Bagaimana
tidak emosi ketika melihat seseorang dengan gemulai berkata, “Lima
belas ribu, Pak,” dan kemudian diam-diam bae, melihat sekeliling atau
sesekali memandangi gerakan angka pada meteran pom bensin. Di balik
kesantunannya, ada kekonyolan yang amat tengil. Sebab, setelah semua
prosesi pengisian bensin selesai sampai tahap menutup tangki bensin
dengan sekali putaran, orang itu baru mulai membuka tas (tas dengan
kunci yang jelimet) dan merogoh dompet. Di dalam dompet, ia membuka lagi
ritsleting tempat uangnya bersemayam.
Bayangkan,
berapa waktu terbuang percuma. Seharusnya antrean paling buntut hanya
menahan panas matahari selama lima menit, tapi sebab kekonyolan orang
jenis ini, mereka kudu mengantre lima belas menit! Peluh mengalir di
sekujur tubuh, darah panas dingin menyatu di kepala. Apalagi kemudian
orang itu menyerahkan uang lalu pergi dengan elok nan goblok tanpa
menunjukkan gestur merasa bersalah.
Seharusnya
waktu mengantre (bahkan waktu dari rumah), uang sudah disiapkan di
posisi yang mudah dijangkau, semisal di saku celana/jaket. Lebih bagus
lagi jika uang yang digunakan pas.
Mempersiapkan
uang sebelum antrean juga berguna untuk memastikan bahwa dompet tidak
ketinggalan. Sebab, tidak jarang ada penampakan wajah merah menyala di
SPBU sebab kelupaan membawa uang. Apalagi minyak sudah telanjur masuk
tangki. Mau gimana? Disedot lagi?
3. Orang yang Menyalakan Motor di Tempat Pengisian
Menstarter
motor bukanlah perkara sulit dan pelik, pun tidak membutuhkan waktu
berjam-jam. Saking remehnya kegiatan ini sampai-sampai seharusnya ia tak
perlu menjadi persoalan. Namun, tidak begitu saat situasi antre di SPBU
sedang panjang-panjangnya.
Di situasi
ini, peserta antrean biasanya akan selalu fokus pada orang yang sedang
mendapat giliran mengisi bensin. Segala sesuatunya pasti akan diamati
tanpa dilewatkan sepercik pun. Termasuk apa yang dilakukan setelah
seseorang mengunci tangki motornya lalu menutup jok.
Pada
manusia-manusia budiman, setelah transaksi selesai, mereka akan
mendorong motornya ke depan. Tentu saja tujuannya untuk mempercepat
durasi antrean. Namun, bagi yang tak punya rasa malu, mereka
sekonyong-konyong saja naik jok, pasang kunci, dan menyalakan motor di
posisi sama.
Akan masih tertahankan
ketika starter tangan lancar. Lha kalau mati? Ya terpaksa adegan
mengengkol starter kaki motor terpampang di depan mata. Mending juga
sekali engkol mesin langsung menyala, kalau sampai belasan kali?
Bisa-bisa peluh orang-orang lain yang masih mengantre berubah menjadi
darah.
Hikmahnya, kebijaksanaan tidak
hanya diperlukan dalam situasi dan kondisi yang sifatnya besar.
Kebijaksanaan juga penting dalam hal-hal kecil, termasuk saat menyalakan
motor di SPBU.
Emang susah banget apa kalau motornya dimajuin dulu!!!11!
4. Orang yang Belanja di Saat Tidak Tepat
Di SPBU, tujuan utama kita pastilah membeli BBM,
bukan cilok, asinan, apalagi baju dan buku. Nah, bagaimana jika di SPBU
ada pedagang asongan yang duduk berjualan tepat di samping petugas
pengisian?
Di beberapa SPBU, kerap ada
pedagang asongan duduk berjualan minuman atau makanan ringan. Tak
jarang pedagang itu adalah orang-orang yang sudah tua dan renta. Namanya
manusia, lumrah kalau kita tak sampai hati melihat hal tersebut dan
kemudian membeli beberapa barang.
Namun,
jika orang itu berbelanja dari atas jok motor dan motornya menghalangi
antrean, macam mana? Bukankah niat baiknya malah tak mendapat sambutan
baik dari para pengantre? Padahal petugas sudah meminta untuk maju, tapi
dengan cueknya ia cuma melempar pandang tak menggubris.
Kalau
menemukan yang beginian, ingin sekali saya ambil motornya dan mendorong
sedikit ke depan agar tak mengganggu jalannya antrean. Hal seperti ini
harusnya bisa diminimalisir dengan cara memarkirkan terlebih dahulu
motor pada tempat yang tidak mengganggu. Pastinya tindakan ini sangatlah
terpuji dan empatinya pada pedagang asongan akan menjadi adegan yang
indah.
5. Orang yang Main Hape
Di
setiap SPBU sudah ada papan aturan berisi larangan penggunaan beberapa
barang. Mulai dari larangan menyalakan api, merokok, memotret, dan menggunakan hape.
Larangan yang pertama jelas-jelas akan menimbulkan bencana yang luar
biasa jika dilanggar dan dipatuhi betul oleh pelanggan karena akibatnya
mengerikan. Tapi, larangan penggunaan hape, yang sebenarnya punya
potensi bahaya seperti pemakaian korek api, belum banyak dipahami.
Mungkin karena dianggap cuma mitos kali ya?
“Goblok jangan di tempat umum….”
Sumber