Tak lagi semata-mata dikenal sebagai
minuman berwarna hitam dengan rasa pekat, beraroma kuat, yang kerap
menjadi favorit bapak-bapak kala menongkrong di warung, hasil seduhan
kopi dengan beragam metode telah menjadi simbol gaya hidup baru di kota
ini. Bahkan juga merambah pada kaum muda. Ketika para pelajar SMA maupun
mahasiswa, cowok maupun cewek, menghabiskan waktu luangnya
bercengkerama di kafe bertemankan isi cangkir masing-masing.
Ilustrasi, jenis penyajian kopi berbeda begitu pula karakter penikmatnya. Foto: Filosopi Kopi (2015)
Ada begitu banyak jenis minuman kopi.
Mulai dari yang terkesan sangat serius, sampai yang terlampau santai.
Setiap jenis memiliki karakteristiknya sendiri, dan seringkali juga
bersesuaian dengan gaya si peminum. Meskipun deskripsinya tidak perlu
dibuat melodramatis, seperti yang ada dalam cerita “Filosofi Kopi”.
Tanpa menggeneralisasi, berikut lima di antaranya.
1. Espresso
Intisari kopi yang dipadatkan ke dalam likuid. Foto: wikipedia.org
Boleh dibilang peminum Espresso adalah
orang yang cenderung sibuk, dan sedang memerlukan asupan pemacu
konsentrasi dalam kuantitas yang tidak bertele-tele. Espresso menjawab
kebutuhan mereka lewat hasil seduhannya yang hanya 25 ml (single shot)
dan tentu saja diminum apa adanya, tanpa tambahan apa pun. Dengan
demikian, seisi cangkir langsung tandas dalam dua atau tiga kali teguk
saja. Sehingga tidak cocok dijadikan teman mengobrol, lantaran bakal
terasa lucu bila untuk menghabiskan secangkir Espresso memerlukan waktu
lebih dari 30 menit. Selain itu, hasil seduhan yang terbilang sedikit
dibanding minuman normal pada umumnya membuat Espresso menawarkan rasa
yang pekat. Satuan populernya pun menggunakan istilah shot, macam minuman dengan kadar alkohol tinggi untuk menunjukkan “kekerasannya”.
2. Latte & Cappuccino
Penghargaan yang presisi dan sesuai manner antara jumlah susu dan espresso menghasilkan seni tapi juga rasa. Foto: cafe2u.com
Nah, sedangkan dua jenis minuman kopi
yang “bersepupu” ini, relatif cocok dijadikan teman nongkrong dalam
durasi agak lama. Bagi sebagian orang, dua jenis minuman ini merupakan
pilihan menu standar kala berkunjung ke sebuah kafe.
Sama-sama berasal dari Espresso, Latte
dan Cappuccino disajikan dengan kuantitas yang lebih masuk akal untuk
disesap perlahan seiring dengan aliran percakapan. Keduanya tetap akan
lebih baik jika dinikmati apa adanya, alias tidak ditambah gula demi
mendapatkan citarasa kopi yang ditawarkan. Ya walaupun pada akhirnya,
semua kembali kepada Anda ingin berbuat apa.
Selebihnya, satu ciri khas yang hanya
dimiliki Latte–serta beragam variannya–dan Cappuccino, adalah penyajian
dengan Latte Art, atau seni menggambar pola tertentu di permukaan crema oleh Barista. Gambar tersebut dihasilkan dari cairan susu (that’s where the term “latte” came from),
yang warnanya kontras dengan cokelatnya kopi. Dari Latte Art, kita bisa
mengetahui konsistensi dan kualitas seduhan, termasuk kemampuan Barista
berkreasi. Karena itu pula, salah satu cara menikmati Latte dan
Cappuccino yang cukup populer adalah menyeruputnya dari satu titik yang
sama, dan berusaha agar tidak mengubah Latte Art-nya. Kekentalan yang
konsisten, akan membuat Latte Art-nya masih jelas terlihat hingga
menempel di dasar cangkir.
3. Kopi Tubruk
Kemudahan
dalam penyajian dan proses pembuatan, kopi digiling kasar dan kadang
dicampur gula diseduh sekaligus. Foto: wikipedia.ord
Minuman jenis ini sebenarnya masuk kategori Manual Brew, alias diseduh tanpa kinerja mesin tertentu. Akan tetapi, berbeda dengan hasil Manual Brew
lainnya, Kopi Tubruk tidak dibuat menggunakan filter apa pun. Hanya
berupa biji kopi panggang yang sudah digiling kasar, lalu disiram air
panas. Sesederhana itu. Sehingga penyeruputnya harus berhati-hati, agar
tidak terlampau banyak menelan ampas biji kopi yang melayang-layang di
dalam gelas.
Kendati penampilannya tidak secantik
minuman kopi lainnya, justru kekuatan rasa Kopi Tubruk jauh lebih
terasa. Bahkan kepekatan dan “tendangan” kafeinnya makin kuat bila Kopi
Tubruk didiamkan beberapa saat, dan diminum saat tidak terlampau panas.
Peminum kopi ini adalah orang-orang yang punya gaya, menyukai
karakteristik yang kuat, dan cenderung tidak peduli dengan anggapan
sekitarnya. Saking tidak pedulinya, para peminum bubuk kopi bungkusan
juga ada dalam kategori ini.
4. Manual Brew
Meramu kopi layaknya sebuah eksperimen di laboratorium, ada sensasi ‘personal’ di secangkir kopi. Foto: manual.is
Sesuai namanya, penyeduhan Manual Brew
dilakukan langsung dari tangan sang Barista. Presisi pun harus
diperhatikan. Mulai dari suhu air yang dijerang, kuantitas hasil giling
biji kopi panggang, pola penyiraman kopi baik interval waktu dan gerakan
tangan.
Pada umumnya, penyeduhan Manual Brew
dilakukan di hadapan sang peminum. Apabila Barista sudah jago, dengan
gampang mereka akan mengajak konsumennya berbincang di sela-sela
penyeduhan tanpa melepaskan perhitungan waktu yang diperlukan. Interaksi
seperti inilah yang dinikmati penikmat Manual Brew. Selain
lewat momen menyaksikan hasil seduhan kopi mengalir ke gelas, juga
bincang ringan mengenai kopi bersama sang pembuat. Tanpa keinginan untuk
tampil sok pintar, dan santai. Berbeda dengan Long Black atau
Americano, yang sama-sama hitam serta tembus pandang, tapi dibuat dari
mesin kopi.
Umumnya lagi, Manual Brew cocok
dipilih untuk mengapresiasi biji kopi tertentu. Jadi bisa dipastikan,
peminumnya memiliki kecintaan khusus pada minuman kopi, dan barangkali
pada hal-hal lainnya.
5. Cold Brew
Difilterisasi
dalam tempo relatif lama, guna mencari batch yang sempurna dan
pengalaman menikmati kopi yang berbeda. Foto: wired.com
Bukan minuman kopi yang diberi es batu, atau kopi yang kemudian didinginkan di kulkas, Cold Brew
adalah cara lain menikmati citarasa kopi dalam kondisi dingin.
Karakteristik rasa yang tercecap asam atau agak pahit di lidah, tetap
bertahan, lantaran cara penyeduhannya yang lumayan memakan waktu serta
perhatian. Itu sebabnya, meski dingin dan dinilai “melanggar fitrah”
minuman kopi yang harusnya tersaji panas, Cold Brew tetap menampilkan rasa kopi yang apa adanya tanpa intervensi dari objek-objek lain, serta kadar kafein seperti yang diinginkan.
Tak seperti yang biasanya, peminum Cold Brew
bisa saja merupakan orang-orang yang suka dengan perbedaan penarik
perhatian, serta melepaskan diri dari pakem yang ada. Sejak setahun
belakangan, Cold Brew banyak disajikan dalam botol macam minuman ringan. Selebihnya tetap dituangkan ke cangkir.
Selain lima jenis minuman kopi dan
karakter peminumnya di atas, sebenarnya masih ada beberapa jenis hasil
seduhan lainnya yang juga menawarkan gambaran berbeda. Ada Vietnam Drip
yang masih termasuk Manual Brew, atau Latte Macchiato. Namun bisa dipastikan, apa pun jenis kopinya, semua orang suka yang gratisan.